Dusun Sumberingin, Desa Wringinsongo, Kabupaten Malang, tengah berjuang menghadapi permasalahan lingkungan akibat pengelolaan sampah yang belum optimal. Dengan jumlah sampah harian mencapai sekitar 4.500 kg, kondisi ini diperparah oleh keterbatasan akses ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang sering kali membuat sampah menumpuk, mencemari lingkungan, dan mengganggu kesehatan warga.
Sebagai solusi, tim dari Politeknik Negeri Malang (Polinema) melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) meluncurkan pelatihan pemilahan sampah. Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran serta keterampilan ibu-ibu di dusun untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya—organik, anorganik, dan residu.
Mengubah Sampah Menjadi Nilai Ekonomi
Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada pemilahan sampah, tetapi juga pada pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai ekonomi. Sampah organik diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik seperti botol plastik diubah menjadi pot gantung dan hiasan lainnya. Bahkan, limbah kertas dapat dijadikan pigura. Dengan langkah ini, warga tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga mendapatkan manfaat finansial.
Langkah Kolaboratif Menuju Perubahan
Kegiatan ini melibatkan pembuatan modul pelatihan, penyediaan tempat sampah terpilah, dan pendampingan dalam mengolah sampah menjadi produk berguna. Tim Polinema juga menggandeng warga dalam menyediakan lokasi dan mendukung proses pelaksanaan program.
Hasilnya, warga Dusun Sumberingin kini memiliki pengetahuan lebih baik dalam mengelola sampah dan memanfaatkan limbah rumah tangga. Upaya ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menerapkan langkah serupa demi lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Dukungan dan penerapan langkah kecil seperti ini sangat berarti dalam mewujudkan visi besar—Indonesia bebas sampah!